Lapangan Banteng yang terletak di Kawasan Jakarta Pusat kini telah bersolek sehingga memiliki tampilan yang estetis dengan beragam fasilitas umum yang menarik.
Tak salah jika Lapangan Banteng menjadi salah satu tujuan warga Jakarta untuk bersantai, berolah raga, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Salah satu bagian yang paling ikonik di Lapangan Banteng adalah Monumen Pembebasan Irian Barat. Patung setinggi 9 meter tersebut merupakan karya pematung Edhi Soenarso.
Selain Monumen Pembebasan Irian Barat, Edhi Soenarso juga merupakan pencipta patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia dan Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan sebutan Tugu Pancoran.
Tak hanya monumen yang memiliki nilai historis, Lapangan Banteng juga dilengkapi dengan trek atletik yang dapat digunakan warga yang hobi berlari untuk berlatih. Trek atletik ini menjadi salah satu lokasi favorit untuk berolah raga warga Jakarta selain di sekitaran Monas.
Kemudian ada juga amphitheatre yang dapat menampung ribuan orang, dinding-dinding berisi kutipan cerita sejarah, air mancur, hingga area bermain anak.
Namun tahukah Anda bagaimana kondisi Lapangan Banteng tempo dulu?
Dikutip dari buku berjudul The Origin of The Place Names in Jakarta atau Asal-usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat, pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Lapangan Banteng dikenal dengan sebutan Lapangan Singa.
Karena di tengahnya (lapangan) terpancang tugu peringatan kemenangan perang di Waterloo dengan patung singa berada di atasnya. Tugu tersebut drobohkan pada zaman pendudukan tentara Jepang, ujar Rachmat dalam buku yang terbit pada Maret 2018 tersebut.
Karena tugu peringatan kemenangan di Waterloo itu selain disebut sebagai Lapangan Singa, Lapangan Banteng juga disebut sebagai Waterlooplein. Nama Lapangan Singa berubah menjadi Lapangan Banteng setelah kemerdekaan Indonesia.
Rasanya memang lebih tepat, tidak saja karena singa mengingatkan pada lambang penjajah, tetapi juga tidak terdapat dalam dunia fauna kita. Sebaliknya banteng merupakan lambang nasionalisme Indonesia. Selain itu, besar kemungkinan tempat yang kini menjadi Lapangan Banteng itu pernah dihuni beragam satwa liar seperti macan, kijang, dan banteng, papar Rachmat dalam bukunya.
Comments
Post a Comment