Bumi yang berbentuk bulat membuat lamanya waktu siang dan malam berbeda antarnegara. Adanya fenomena revolusi bumi juga membuat lama waktu siang dan malam di negara-negara tertentu berbeda setiap bulannya.
Fenomena tersebut tentu juga memengaruhi lamanya waktu puasa di berbagai negara di dunia. Hal itu karena durasi puasa per hari didasarkan pada subuh (sebelum terbit) dan terbenam matahari.
Di Jakarta, puasa dimulai pukul 04.25 WIB saat azan subuh berkumandang dan berakhir pukul 17.48 WIB ketika berkumandangnya azan maghrib (5 hari awal Ramadhan). Durasi puasa adalah 13 jam 23 menit.
Namun, durasi puasa di negara-negara lain belahan bumi utara dan selatan tidaklah sama. Beberapa negara ada yang durasi puasanya lebih singkat daripada Indonesia, ada pula yang lebih lama.
Dilansir dari Gulfnews, Kota Murmansk di Negara Russia menjadi tempat di dunia dengan durasi waktu puasa terlama pada hari pertama Bulan Ramadhan tahun 2019 ini.
Tidak seperti Jakarta yang waktu matahari terbitnya adalah sekitar pukul 05.00 WIB. Di Murmanks, waktu terbitnya matahari adalah sekitar pukul 01.41 waktu setempat. Waktu malam di kota itu juga hanya berlangsung sekitar tiga jam.
Sementara itu, durasi puasa tersingkat di dunia tahun 2019 ini adalah Kota Ushuaia di Negara Argentina. Di sana, matahari pagi baru terbit sekitar pukul 06.57 waktu setempat, sementara matahari terbenam adalah pukul 17.57 waktu setempat.
Sementara itu, ada tempat lain di dunia yang waktu matahari terbit dan terbenam terlalu singkat (kurang dari dua jam). Jadwal puasa di tempat seperti itu mengikuti waktu kota terdekat yang memiliki waktu terbit dan tenggelam lebih panjang.
Durasi waktu puasa seperti itu yang terjadi tahun 2019 ini karena Bulan Ramadhan jatuh ketika matahari berada di belahan bumi utara. Jika Ramadhan jatuh ketika matahari ada di belahan bumi selatan seperti Bulan Desember, durasi puasa di sana akan lebih lama.
Comments
Post a Comment