- Turis asal Benua Eropa mendominasi kunjungan wisata di Taman Nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Hal itu disampaikan oleh Kepala Taman Nasional Takabonerate, Faat Rudianto.
Turis Eropa biasanya yang datang ke Takabonerate itu dari Perancis, Belgia. Italia yang paling sering), kata Faat kepada KompasTravel di sela-sela acara Kemah Konservasi 2019 di Pulau Tinabo, Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (30/4).
Ia menyebut sebanyak 200 turis asing datang sepanjang tahun 2018. Faat menyebut turis-turis asing seperti dari Benua Eropa datang untuk diving, berjemur, dan juga berinteraksi dengan masyarakat.
Kalau dibandingkan kunjungan ke taman nasional lain, itu masih jauh ya. Kalau di kami (Takabonerate) kan wisata minat khusus ya, ujarnya.
Ia menambahkan rata-rata kunjungan turis asing ke Taman Nasional Takabonerate yakni tiga hari. Turis asing biasanya datang ke pulau-pulau di kawasan Taman Nasional Takabonerate seperti Pulau Latondu, Tinabo, Rajuni, dan Jinato.
Tinabo itu daya tariknya bayi hiu, di sini bisa lebih bebas ya karena tak berpenghuni. Hanya petugas yang jaga, kata Faat.
Ketua Komunitas Sileiya Scuba Diver, Zulregal Januar mengatakan turis-turis dari Benua Eropa mengambil paket wisata yang tak terlalu lama di Taman Nasional Takabonerate. Namun, khusus turis dari Rusia biasanya berlibur sampai satu minggu.
Kalau dari Rusia biasanya bisa seminggu. Ada pasangan suami istri menginap di Tinabo. Mereka hanya baca buku, keliling pantai. Besok lagi hanya baca buku lagi. Mereka cari ketenangan, kata Regal kepada KompasTravel.
Taman Nasional Takabonerate merupakan salah satu taman nasional laut di Indonesia. Taman Nasional Takabonerate saat ini memiliki predikat sebagai gugusan atol ketiga terbesar di dunia setelahKwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Maldives.
Comments
Post a Comment