Berwisata ke air terjun menjadi salah satu aktivitas alternatif yang bisa dilakukan untuk mengisi liburan. Jika air terjun berada di kawasan pergunungan, tentu kesegaran air dan kesejukan udara menjadi dua hal yang akan didapatkan di sana.
Air terjun di kawasan pergunungan ada yang sudah dibangun, ada pula yang dibiarkan tetap alami. Biasanya air terjun dengan akses mudah dan sudah dibangun fasilitas lengkap menjadi obyek wisata yang selalu diserbu wisatawan ketika hari libur.
Namun jika tujuan berlibur adalah untuk mencari ketenangan dan keasrian alam, tentu dua hal itu tidak bisa ditemukan di obyek wisata air terjun yang ramai kunjungan. Oleh karena itu, perlu untuk terlebih dahulu mencari tahu apakah air terjun tujuan sudah ramai atau belum.
Salah satu air terjun yang masih cukup asri dan belum terlalu ramai kunjungan adalah Kedung Kayang. Air terjun yang satu ini berada di antara Gunung Merapi dan Merbabu, tepatnya di Dusun Ngagrong, Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Magelang, Jawa Tengah.
Air Terjun Kedung Kayang bisa ditempuh melalui jalan utama Boyolali-Magelang. Nantinya akan ditemukan plang penunjuk arah beruliskan Air Terjun Kedung Kayang. Area parkir kendaraan pun tidak jauh lagi.
Usai membayar tiket masuk sebesar Rp 4.000 dan tarif parkir Rp 2.000 untuk sepeda motor, perjalanan menuju air terjun dilakukan dengan berjalan kaki. Nantinya akan dijumpai dua persimpangan, yakni ke spot panorama atas atau menuju titik air terjun.
Jika memilih menuju titik air terjun, jalan setapak menurun akan menjadi rute yang harus dilalui. Meski sudah dicor, kondisi jalan cukup licin karena terdapat lumut tipis di atasnya. Perjalanan akan lebih nyaman jika mengenakan alas kaki yang tidak licin.
Sekitar lima sampai sepuluh menit berjalan turun, sampailah perjalanan di tepi sungai yang bersumber dari air terjun. Namun bukan berarti rute menjadi lebih ramah. Justru tantangan yang sesungguhnya baru saja dimulai.
Ternyata perjalanan untuk sampai di titik air terjun harus menyeberangi sungai. Ketika musim hujan, debit aliran sungai cukup deras sehingga butuh nyali untuk melaluinya. Ada dua cara menyeberang sungai, yakni berjalan di tengah arus atau melompat di atas bebatuan.
Keduanya sama-sama butuh nyali yang besar. Risiko melompati batu tentu adalah terpeleset dan tercebur ke sungai. Sementara jika berjalan di tengah arus sungai, risikonya adalah kehilangan keseimbangan dan tercebur ke sungai.
Nyali harus semakin dipompa jika membawa serta perlengkapan elektronik yang mahal seperti smartphone atau kamera. Lebih baik jika membawa tas anti air untuk melindungi alat elektronik dari basah, jika sampai tercebur ke sungai.
Perjalanan berlanjut dengan melewati jalan setapak di pinggir sungai. Sesekali perjalanan harus melewati bebatuan. Ternyata, rute menuju air terjun harus sekali lagi melewati sungai. Pengunjung harus pintar memilih bagian sungai mana yang cukup dangkal.
Comments
Post a Comment