Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini dikenal dengan atraksi wisata komodo dan selam. Namun saat ini, daerah yang menjadi salah satu dari sepuluh destinasi prioritas Indonesia itu menawarkan wisata dengan konsep nomadic tourism.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebut konsep nomadic tourism menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan amenitas dan mempermudah akses bagi wisatawan nomad atau yang ingin berpindah dari lokasi satu ke lokasi lain dalam rentang waktu yang singkat.
Live on board yang telah berkembang lima hinga tujuh tahun terakhir di Labuan Bajo adalah contoh dari solusi sementara itu. Ini bisa jadi solusi amenitas dan juga akses bagi wisatawan nomad. Dulu kita mengenalnya sebagai wisata minat khusus, tapi seiring perkembangan zaman, tren ini menjelma menjadi wisata minat umum, ujar Menpar.
Menurut Menpar, untuk membangun kemudahan akses dan amenitas destinasi, Labuan Bajo membutuhkan waktu sekitar 20-30 tahun. Karena itu Arief menilai solusi yang dapat dikerjakan sementara waktu yaitu nomadic nourism.
"Untuk atraksi, Labuan Bajo sudah tidak perlu ditanyakan lagi, karena sudah terkenal dengan Pulau Komodo dan tempat diving terbaik dunia, sementara untuk amenitas konsep Nomadic Tourism bisa mempercepat pertumbuhan wisatawan," jelas Menpar.
Saat ini, lanjutnya, perkembangan amenitas untuk wisatawan nomad di Labuan Bajo semakin meningkat. Misalnya dengan kehadiran Le Pirate boatel, One Tree Hill, The Seraya, yang merupakan hostel bergaya kekinian untuk glampacker atau kaum pengembara milenial.
Selain itu, sejumlah tempat glamping terlihat mulai muncul di kawasan ini. Di antaranya di Pulau Saloka yang digarap oleh sebuah social enterprise bernama Pulau Bahagia Ekosistem. Terdapat juga CND Nomadic Huts yang dibangun oleh CND Dive Center yang dipimpin oleh Condo Subagyo, salah seorang nomad terpandang di dunia diving di Labuan Bajo, paparnya.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, menambahkan untuk wisatawan yang ingin melakukan liburan glamor, mereka dapat mencoba mengarungi pantai-pantai indah menggunakan kapal-kapal mewah seperti Sea Safari Cruise, Salila, Grace Alone, Maluku, Plataran Komodo, dan lain-lain.
Berbagai kapal mewah ini dapat dengan mudah ditemukan di Kawasan Marina Pelabuhan Labuan Bajo. Beberapa selebriti papan atas seperti Gwyneth Paltrow, Katy Perry, dan Valentino Rossi juga pernah live on board di tempat tersebut.
Nomadic Tourism ini sangat menjanjikan. Wisatawannya juga banyak, dari segi jumlah. Pemain industri baik konvensional maupun start up juga banyak yang masuk ke ranah ini. Namun yang paling penting adalah pemain di ekosistem pariwisata tetap fokus pada inovasi dalam mengemas dan menjual wisata berbasis pengalaman, bukan berbasis komoditas pariwisata biasa, ujar Shana.
Shana berpendapat, nomadic tourism sendiri merupakan wisata yang bersifat temporer baik berbentuk akses ataupun amenitas sementara. Strategi ini diharapkan dapat menjangkau destinasi alam potensial di sejumlah kepulauan yang sulit dijangkau, seperti wilayah Labuan Bajo, Maluku, dan sekitarnya.
Comments
Post a Comment