Pantai Kuta tak hanya ada di Bali, tapi juga Lombok. Ini karena lokasi pantai tersebut ada di Desa Kuta, yang kini lebih dikenal sebagai Mandalika.
Ada beberapa alasan Anda wajib melihat sendiri keelokan pantai ini. BerikutKompasTravelhimpun:
Pantai Kuta Mandalika memiliki hamparan pasir putih yang sangat luas. Pantai ini terlihat menawan berpadu dengan keindahan bukit-bukit yang mengelilinginya.
Jika menginjakkan kaki di hamparan pasir Kuta Mandalika, cobalah memperhatikan pasir putih yang menghampar di tepi lautnya. Pasir putih di sini memiliki bentuk yang unik yakni bulat-bulat krem. Persis seperti butiran-butiran merica. Tak mengherankan kalau kemudian Pantai Kuta Mandalika memiliki sebutan lain yakni Pantai Merica.
Songket Lombok dihasilkan beberapa daerah seperti di Desa Sade Lombok. Namun jika Desa Sade dirasa terlalu jauh, Anda juga bisa membelinya di Pantai Kuta.
Apabila Anda ingin membeli kain songket Lombok sebagai oleh-oleh, salah satu alternatif mendapatkannya adalah di Pantai Kuta Mandalika. Di tempat ini Anda dengan mudah menemui penjual kain songket yang menjajakkan dagangannya di sekitar pasir pantai.
Pantai Kuta Mandalika berjarak tempuh sekitar 30 menit dari Bandara Internasional Lombok. Menariknya, lokasi Pantai Kuta Mandalika juga sangat berdekatan dengan pantai Tanjung Ann, Desa Wisata Sade maupun Desa Adat Ende.
Pantai Kuta Mandalika termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang diresmikan presiden Jokowi pada 2017 lalu. Tak mengherankan kalau fasilitas di Pantai Kuta Mandalika sudah lumayan lengkap seperti kamar mandi, penginapan, maupun tempat ibadah.
Di Pantai Kuta Mandalika terdapat tradisi menarik setiap tahunnya, yakni upacara Bau Nyale. Nyale adalah sejenis cacing laut yang berjumlah milyaran dan hanya muncul setahun sekali di Pantai Kuta Mandalika.
Di balik upacara Bau Nyale, ternyata ada legenda yang dipercaya oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat. Konon Nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika yang menceburkan dirinya ke laut karena menjadi rebutan beberapa pria.
Agar tidak pecah perang, maka sang putri memilih untuk menceburkan diri ke laut dan berjanji akan terus kembali pada waktu tertentu. Nyale, dipercaya masyarakat sekitar sebagai jelmaan dari sang Putri Mandalika.
Comments
Post a Comment