Suasana di depan halaman Kantor Bupati Sikka, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Flores, NTT, Jumat (29/3/2019) tampak ramai.
Kendaraan roda dua maupun roda empat lalu lalang di pusat kota "Nyiur Melambai" itu.
Di depan halaman Kantor Bupati Sikka, ada tumbuh pohon beringin yang sudah besar. Usianya sudah sekitar ratusan tahun.
Pukul 10.00 saya tiba di tempat itu dengan tujuan ke Kantor Bupati Sikka. Saya melihat di bawah pohon beringin itu tampak ada 5 orang pemuda yang sedang asyik duduk sambil bergurau di atas motor masing-masing. Di kiri kanan motor mereka menggantungkan buah durian segar.
Saya pun memutuskan untuk menghampiri kelima pemuda ini. Salah seorang dari mereka menyapa saya dengan bahasa Sikka.
"Selamat pagi, gai boter duren ko. (Artinya selamat pagi, mau beli durian ko)?" tanya pemuda bernama Petrus Deri.
"Saya ingin wawancara tentang durian ini untuk diberitakan," jawab saya.
Ia pun dengan senang hati dan siap untuk menjelaskan tentang durian dan mengapa ia menjualnya.
Petrus Deri yang adalah warga Desa Umautay, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka itu mengaku sudah 10 tahun menjadi penjual durian. Ia mengaku memiliki pohon durian sendiri di kampungnya.
Menurut Petrus, musim durian di Sikka mulai bulan Januari sampai Mei.
"Saya setiap pukul 7 pagi berangkat dari kampung ke kota Maumere bawa durian ini. Pukul 8 saya dan teman-teman sudah ada di sini," kata pemuda yang biasa disapa Roland itu kepada Kompas.com.
Comments
Post a Comment