- Kuliner dapat menjadi bisnis dengan keuntungan masif yang menarik untuk digeluti. Namun tentunya ada syarat dan usaha lebih yang harus dilakukan.
" Start up adalah sebuah pendekatan. Jangan cuma bicara start up teknologi atau unicorn. Di kuliner juga bisa jadi unicorn," jelas Kepala Deputi untuk Akses Finansial Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Fadjar Hutomo ditemui di pembukaan Accelerice, Jakarta, Senin (25/3/2019).
Fadjar mencontohkan bisnis kuliner yang tergolong sukses dan berkembang dengan cepat di Indonesia adalah Warunk Upnormal.
Dalam kurun waktu empat tahun Warunk Upnormal mampu membuka 80 outlet di kota-kota Indonesia.
Tak hanya Warunk Upnormal, Fadjar juga menyebutkan beberapa venture capital juga mulai menyuntikkan dana ke merek kopi lokal Indonesia. Seperti Fore Coffee dan Kopi Kenangan yang mendapat kucuran dana sampai jutaan dollar AS untuk mengembangkan bisnis.
"Saya kira mereka (pemodal) melihat peluang (bisnis kuliner) besar untuk jadi champion dalam teknologi kita," ungkap Fadjar.
Fadjar sendiri menyebutkan potensi bisnis kuliner di Indonesia sangat besar. Sayangnya masih sering tebentur ketika ingin mengembangkan bisnis ke skala lebih besar. Ia menyebutkan rata-rata karena bisnis tersebut tidak memiliki standar yang dapat mendukung dalam skala besar.
"Masih banyak start up kuliner kita yang butuh pendampingan untuk akselerasi bisnis. Buat kita pemerintah, peran dari swasta juga penting," jelas Fadjar.
Bekraf juga mencatat kuliner merupakan subsektor dengan pendapatan tinggi, mampu berkontribusi 30 persen dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Sedangkan data dari Food Inovation dan Knowledge Hub Accelerice mencatat ada 5,6 juta pelaku usaha kuliner di Indonesia, yang berpeluang besar untuk diakselerasi menjadi bisnis kuliner yang berskala lebih besar.
Comments
Post a Comment