Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berencana mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid. Museum yang awalnya dibangun sebagai gereja, kemudian beralih fungsi sebagai masjid ini punya perjalanan panjang dan menarik.
Sampai saat ini Hagia Sophia masih menjadi destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Turki. Berikut lima fakta menarik dari Hagia Sophia:
Serhad pemandu wisata di acara Zaloramadhan Discoveries bersama Zalora Indonesia dan Klook Travel Indonesia, Selasa (12/5/2019) mengatakan Hagia Sophia merupakan museum yang unik.
"Mungkin hanya satu-satunya di dunia bisa melihat lambang dua agama dipajang sejajar, yakni tulisan Allah dan Muhammad SAW di sebalahnya ada lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus," kata Serhad.
Jejak Hagia Sophia sebagai Gereja Kristen Ortodoks Yunani dapat dilihat dari lukisan mosaik yang berada di beberapa bagian gedung. Kebanyakan di bagian atap. Lukisan ini berfokus pada Bunda Maria dan Yesus.
Saat menjadi masjid pada 1453, lukisan-lukisan tersebut ditutup dengan plester dan lukisan dekorasi.
Baru pada 1935 dilakukan restorasi lukisan mosaik dengan membuka pleter penutup. Proses ini dapat dilihat di dokumentasi yang dipajang pada dinding Museum Hagia Sophia.
Jika melihat Hagia Sophia, bagian bangunan yang paling mencolok adalah kubah. Saat dibangun, Hagia Sophia sempat menjadi bangunan dengan kubah terbesar di dunia.
Kubah awal memiliki tinggi 161 meter dengan diameter 40 meter, di desain oleh arsitek Anthemios of Tralles dan Isidoros of Miletos. Kemudian kubah ini roboh pada tahun 558. Dibangun lagi menjadi lebih besar dengan tinggi 55 meter, ditopang tian pancang dan kubah-kubah yang lebih kecil.
Untuk memperkuat dan memperindah interior gereja, tiang-tiang dari Kuil Artemis yang telah lama ditinggalkan dan dihancurkan di Efesus, digunakan untuk Hagia Sophia. Bahan bangunan tambahan mungkin juga berasal dari situs kuno di Baalbeck dan Pergamom.
Setelah perang salib berakhir dan pada 1453 Kosntatinopel jatuh ke Kaisaran Ustamaniyah, maka fungsi Hagia Sophia berubah menjadi Masjid.
Beberapa faslitas untuk mendukung ibadah kemudian ditambahkan. Mulai dari mihrab, minbar, air mancur untuk wudhu, sejumlah menara, dapur, perpustakaan, makam, dan pondok Sultan. Beberapa fasilitas ini masih dapat dilihat sampai saat ini di Hagia Sophia.
Pada 1934, pendiri Turki modern Mustafa Kemal Atatrk memutuskan untuk merestorasi gereja dan masjid dari zaman Kostantinopel dan Ustamaniyah menjadi museum. Salah satunya adalah Hagia Sophia.
Comments
Post a Comment