Negara Laos yang masih ada dalam lingkup kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu alternatif negara tujuan untuk berlibur. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat tiket penerbangan ke Laos tidak semahal destinasi yang lebih jauh seperti Eropa.
Namun, berlibur ke negara lain hendaknya harus disertai dengan pengetahuan yang memadai tentang adat istiadat setempat. Laos juga mempunyai adat dan tradisinya sendiri.
Oleh karena itu, jika hendak berlibur ke Laos, hindari 4 hal berikut ini:
Negara Laos memang relatif aman dari kejahatan, pencurian, atau kekerasan. Namun, Laos bukannya tanpa bahaya. Ada sekitar 260 juta bom curah yang dijatuhkan di Laos pada tahun 1964 sampai 1973.
Sampai saat ini, ada ribuan bom tidak meledak yang masih berserakan di kawasan perdesaan Laos. Bom itu membunuh atau melukai lebih dari 100 orang setiap tahunnya.
Oleh karena itu jika bepergian atau trekking, hendaknya tetap di jalan setapak. Akan lebih baik lagi jika perjalanan didampingi oleh pemandu yang tahu kondisi tanah dan bahasa setempat sehingga lebih aman.
Melangkahi orang yang sedang duduk merupakan satu hal yang sangat kasar dalam budaya Laos. Hal itu karena kepala merupakan bagian tertinggi dan kaki adalah sebaliknya, yakni bagian paling bawah atau rendah pada tubuh.
Kekasaran yang sama berlaku ketika mententuh atau menendang orang lain dengan kaki, meski dilakukan secara tidak sengaja. Oleh karena itu penting untuk senantiasa menjaga kaki tetap menapak di bawah.
Menyentuh seorang biksu merupakan tindakan yang kasar. Terlebih jika seorang wanita menyentuh biksu, maka hal itu merupakan sesuatu yang benar-benar tabu. Wanita juga hendaknya berhati-hati agar tidak sampai tanpa sengaja menyentuh jubah biksu.
Wanita juga tidak boleh menyerahkan apa pun secara langsung kepada seorang biksu. Mereka bisa menyerahkan sesuatu melalui perantara laki-laki. Namun, ada pengecualian. Wanita bisa memberikan sedekah pagi pada biksu dengan menempatkannya di mangkuk sedekah.
Di kebanyakan negara di Asia Tenggara, biasanya alas kaki hanya digunakan di luar rumah. Sementara di dalam rumah, biasanya ada alas kaki khusus atau malah bertelanjang kaki. Khusus di Laos, budaya ini juga berlaku di beberapa toko dan rumah makan.
Satu hal yang bisa dilakukan adalah meniru apa yang dilakukan kebanyakan orang. Misal orang-orang yang masuk ke restoran melepas alas kaki mereka, lakukan hal yang sama.
Bahkan ketika tuan rumah mempersilakan untuk tetap mengenakan alas kaki, lebih baik jika tetap melepasnya jika tuan rumah itu tidak mengenakannya. Hal ini tentu merupakan penghormatan terhadap budaya Laos.
Comments
Post a Comment