Matahari sedang teriknya saat rombongan jurnalis dari Kota Lhokseumawe, tiba di Tugu Nol Kilometer, Kota Sabang, Provinsi Aceh.
Sejumlah wisatawan lain juga berada di sana. Rasanya, tak afdol jika berkunjung ke pulau terdepan Indonesia itu tidak sampai ke tugu penanda Nol Kilometer tanah air sisi barat. Sedangkan sisi timur, titik nol berada di Merauke.
Di bagian bawah sejumlah pedagang menyediakan souvenir, mulai baju dengan sablon peta Kota Sabang, Tugu Nol Kilometer dan sejumlah obyek wisata. Ada pula souvenir yang didesain khusus untuk hiasan dinding, meja kerja dan lain sebagainya.
Penjaja penganan juga berada di lokasi itu. Jadi, tak perlu khawatir perut keroncongan saat tiba di obyek wisata wajib dikunjungi tersebut.
Saat tiba, papan nama tulisan "Kilometer 0 Indonesia" menyambut pengunjung.
Di belakang papan nama dalam kompleks yang sama dibangun tugu setinggi 22,5 meter. Lengkap dengan replika Rencong sebagai senjata tradisional khas Provinsi Aceh.
Pada bagian badan tugu dicat warna putih bersih dengan atas menyempit berbentuk mata bor. Di puncak tugu patung Garuda mengapit angka nol.
Ini sudah beberapa kali ke Sabang. Namun tetap saja ingin ke tugu ini. Sebagai tanda terbaru mengunjungi Sabang. Apalagi sekarang itu lebih tertata rapi, kata Tri Vani, seorang wisatawan asal Lhokseumawe, baru-baru ini.
Dinas Pariwisata Kota Sabang memberikan selembar sertifikat tanda untuk setiap pengunjung. Sertifikat itu sebagai penanda sudah mengunjungi titik Nol Indonesia tersebut.
Di kompleks ini tersedia berbagai spot foto instagramable. Jadi, wisatawan ada baiknya tidak melewatkan kesempatan ini, berfoto menggunakan handphone di Tugu Nol Kilometer.
Jika ingin lebih bagus, bawalah kamera lebih memadai. Sehingga tak sia-sia mengunjungi tugu yang diresmikan oleh mantan Wakil Presiden RI, Try Sutrisno pada 9 Septemebr 1997 itu.
Dari atas tugu hamparan lautan membentang indah. Semilir angin memanjakan pengunjung untuk berlama-lama menatap Samudera Hindia. Rimbun pohon dibawah dan jalanan nan mulus menambah keindahan lokasi itu.
Sehingga sangat rugi untuk tidak berfoto sebanyak mungkin di lokasi ini. Umumnya, wisatawan berfoto dengan berbagai gaya.
Di tempat ini wisatawan bisa sepuasnya menghadap laut sembari menikmati keindahan pemberian Tuhan yang memesona di bumi Aceh itu. Selamat berwisata.
Comments
Post a Comment