Ayo mas mbak, mampir dulu, ngopi-ngopi dulu, mungkin ajakan ini sering Anda terima saat tengah mendaki gunung.
Tentu nikmat rasanya meneguk kopi sambil menikmati waktu bersantai di tengah pemandangan alam pegunungan yang indah. Mungkin itulah sebabnya kebanyakan pendaki gunung kerap membawa kopi untuk menemani perjalanannya.
Namun taukah Anda? Mengkonsumsi kopi saat mendaki gunung boleh dilakukan asal di waktu yang tepat. Jika salah, mengkonsumsi kopi justru akan berakibat fatal.
Kepala Bidang Kesehatan Keselamatan Keamanan (K3) Federasi Mounteneering Indonesia (FMI) Dr. Iqbal El Mubarok mengatakan, kopi memiliki sifat diuretik yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Sifat diuretik dalam kopi ini dapat menyebabkan Anda mengalami dehidrasi jika tak diimbangi dengan konsumsi air putih yang cukup.
Tak hanya menyebabkan dehidrasi, Iqbal juga menyarankan para pendaki tak mengkonsumsi kopi saat badan masih terasa terlalu lelah dan detak jantung masih cepat.
Maka penting juga teman-teman tepat kapan minum kopi, jadi kalau jantungnya masih dag dug dag dug jangan dihajar kopi. Yang ada jantung makin deg-degan. Paling tidak beri jeda waktu dua jam baru boleh mengkonsumsi kopi, jelasnya.
Meski demikian, di sisi lain kopi juga sangat penting dibawa saat pendakian sebagai pertolongan pertama bagi pendaki yang terserang asma.
Kopi boleh kalau untuk asma. Jadi boleh itu minum kopi karena bisa membantu untuk membuka bronkus-bronkus (saluran paru-paru) sehingga pernafasan menjadi lebih lancar, katanya.
Comments
Post a Comment