Kabar duka datang dari Sumedang, Jawa Barat. Tiga orang pendaki muda bernama Ferdi Firmansyah (13), Lucky Parikesit (13), dan Agip Trisakti (15) meninggal dunia dalam perjalanan menuju puncak Gunung Tampomas.
Tiga warga desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeng, Indramayu, Jawa Barat itu duduga meninggal karena terserang hipotermia. Ketiganya diduga telah meninggal dunia selama lebih dari 24 jam di dalam tenda.
Tak hanya ketiga korban, kasus hipotermia yang berakibat fatal juga kerap terjadi dan dapat dialami siapa saja.
Untuk menghidari serangan hipotermia, setidaknya ada lima hal yang wajib diperhatikan para pendaki. Berikut Kompas.com merangkumnya untuk Anda.
Menurut pendaki gunung senior dari Mapala UI sekaligus pemanjat tebing kenamaan Indonesia, Adi Seno, serangan hipotermia tak hanya terjadi di puncak-puncak gunung es. Hipotermia juga dapat dialami saat mendaki gunung di wilayah tropis seperti di Indonesia.
Namun yang harus menjadi catatan penting, hipotermia tak hanya terjadi akibat suhu lingkungan sekitar dan ketinggian, namun juga kondisi suhu tubuh pendaki tersebut.
Menurutnya, hipotermia adalah kondisi ketika suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 derajat Celcius. Suhu dalam ini berbeda dengan suhu luar atau suhu kulit.
Suhu tubuh normal adalah 36,5-37,5 derajat Celcius. Saat kurang dari itu, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.
Oleh sebab itu, jika suhu tubuh terasa turun drastis, lebih baik akhiri pendakian.
Hipotermia biasanya tak datang secara tiba-tiba dan langsung berakibat fatal. Ada beragam gejala yang akan muncul sebelum serangan terparah terjadi.
Comments
Post a Comment